Lukas 6:46-49 | Teori lalu Praktek

Renungan Khotbah Tafsir Lukas 6:46-49 Mendengar lalu melakukan Firman bukan masalah seseorang bijak atau bodoh, tetapi jauh lebih sederhana dari itu.
Lukas 6:46-49

Teori lalu Praktek — Dulu katanya, pernah terjadi para pejabat di salah satu propinsi di Cina memutuskan untuk memperkenalkan sepak bola di sana. Karena itu mereka membeli buku-buku tentang aturan sepak bola, melatih para guru dan memerintahkan mereka pergi mengajarkan mata pelajaran ini.

Anak-anak itu menghafalkan peraturan sedangkan guru member pelajaran dan menggambarkan di papan tulis. Setelah itu masih ada tes tertulis dan hampir semua anaknya tidak lulus ujian.

Kemudian datanglah seorang pemuda dari Eropa di saat segala usaha anak-anak itu gagal. Kata tamu itu: “Ya ampun, Anda tidak akan pernah bisa mempelajari sepak bola dari buku. Anda harus belajar dengan bermain sepak bola itu sendiri!”

Jadi, dia membeli sebuah bola, mengajak anak-anak itu ke lapangan dan dalam waktu dua jam mereka sudah belajar banyak melebihi apa yang mereka dapatkan selama enam minggu sebelumnya dengan hanya mempelajari dari buku-buku teori!

Teori

Hari itu, Yesus masuk ke dalam ruang kelas … Di dalam kelas, kita semua sudah duduk manis mau mendengarkan apa yang Dia katakan. Di akhir pelajaran usai, Yesus berkata: “Pergilah dan lakukanlah apa yang telah kita pelajari di dalam kelas di tengah kehidupan kamu”.

Satu orang pulang dan melanjutkan pekerjaan sehari-harinya dan berkata: “Ah, ini kan korupsi kecil-kecilan, gak kayak pejabat yang di atas sana”. Yang lainnya pulang dan melihat temannya yang ‘korupsi kecil-kecilan’ itu sambil berkata dalam hatinya: “Dasar maling kelas teri, pendosa!”.

Kehidupan kita tidak akan terbangun hanya dengan “mengetahui teorinya saja” tetapi ketika berhadapan dengan situasi nyata di mana teori itu harus dipraktekkan, tak ada lagi bekasnya pelajaran yang pernah diterimanya itu.

Apa perbedaan dan persamaan kisah di Cina dengan perikop kita hari ini? Persamaannya: Kita semua sudah tahu dan mendengar teorinya. Perbedaannya: Yang satu akhirnya belajar dengan mempraktekkan, sedangkan yang lainnya masih terjerembab dalam ‘sebatas teori saja’.
Lukas 6:46-49
Dua macam dasar
6:46 "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--,
6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
6:49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."

Praktek

Menarik bila kita mencermati sedikit perbedaan keterangan yang diberikan oleh Matius 7:24-27, perikop paralel dengan bacaan Alkitab kita hari ini. Dalam Injil Matius, di sebutkan dengan jelas bahwa orang yang satu itu disebut seorang bijak “Yunani: prominos”, karena melakukan apa yang didengar, dan yang lain itu seorang bodoh “Yunani: moros” karena tidak melakukan apa yang didengar.

Sedangkan Lukas, mencatat dengan lebih sederhana, hanya menyebutkan secara umum saja: seseorang “Yunani: antrophos”. Kemudian Lukas mengingatkan tentang usaha yang dilakukan oleh seseorang itu untuk “melakukan firman Tuhan”. Lukas mencatat: “Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu”, sedangkan yang lain … tanpa usaha sama sekali: “di atas tanah tanpa dasar”.

Jadi intinya Firman Tuhan mau mengingatkan kepada kita, bahwa perkara mendengar dan melakukan firman Tuhan itu bukan hanya sekedar masalah bijak atau bodoh, tetapi jauh lebih sederhana dari itu: mau atau tidak berusaha dan berjuang untuk mendengar lalu melakukan.

Perkara untuk mendengar saja mungkin ada banyak orang yang tak mau berjuang untuk itu. Hujan gerimis sedikit saja, jadi ogah ke gereja kan?

Apalagi perkara mendengar lalu melakukan: apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus itu seringkali bukanlah perintah yang mudah untuk di lakukan.

Coba saja pikir beberapa contoh, membalas seorang yang jahat kepada kita dengan kejahatan akan jauh lebih mudah di bandingkan dengan mengampuni dan berbuat baik kepada mereka yang jahat kepada kita.

Atau tetap bekerja keras tanpa korupsi pastinya memang akan lebih lama untuk bisa “jadi orang kaya” (katakanlah begitu), ketimbang korupsi dan dengan sekejap mata bisa mengubah kehidupan kita.

Jadi apa yang membuat kita bisa tahu bahwa ketika kita melakukan firman Tuhan dalam kehidupan kita, kita itu tidak akan “salah memilih arah”? Pikirkanlah hasil akhir setelah kita mendengar lalu melakukan Firman Tuhan itu.

Mari kita diskusikan apa yang menjadi hasil akhirnya ketika kita mau mendengarkan Firman Tuhan – atau sebaliknya, apa hasil akhirnya bila kita tidak mau mendengar dan melakukan itu.

Buku lain diberikan kepada kita untuk informasi, tetapi firman Allah diberikan kepada kita untuk transformasi. (John L. Mason, Mustahil Menjadi Mungkin, 66)

You may like these posts

1 comment

  1. Pdt. Tonggor Siahaan
    Mantap bro
  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>